Ketika hari kemenangan telah tiba
Aku duduk bersimpuh di hadapan
Dua malaikat tanpa sayap
Terasa sesak di hati ini
Teringat suatu massa
Massa dimana saat
Lisan ini berkata “ahh”
Massa dimana saat
Peragai ini menggoreskan luka
Dan massa saat hati ini bergumam kesal
Ya Allah..
Mengapa lidah ini terasa keluh?
Mengapa tangan ini terasa berat?
Ku tundukan kepala ini
Di hadapan dua malaikat tanpa sayap
Ku gapai tangannya dengan penuh kelembutan
Sungguh kedua tangan ini
Yang telah menjadikan aku
Seseorang yang paling bahagia
Kedua tangan ini seakan memancarkan cahaya
Karena ia tak pernah lupa mendo’akan
Semua yang terbaik untukku
Ketika aku menatap ke dua bola matanya
Terpancar cahaya ketulusan
Dan saat aku melihat wajahnya
Terlihat rona keletihan
Yang ia tutupi dengan kebahagiaan
Ya Allah..
Betapa lisan ini hanya bisa terisak
Mengucapakan kata “maaf”
Duhai kedua malaikat tanpa sayapku
Maafkanlah semua ucapan dan peragai
Putra dan putrimu
Yang mungkin membuat hatimu menaggis
Sungguh aku belum bisa
Menjadi putra dan putrimu
Yang dapat membahagiakanmu se-utuhnya
Dua malaikat tanpa sayapku
Betapa tutur katamulah
Yang selalu menyejukan hati ini
malaikat tanpa sayap itu selalu berjuang
berjuang dengan segala keterbatasannya
ia selalu berusaha memberikan yang terbaik
selalu berusaha membuat aku bahagia
tak ingin ia kecewakan aku
yang terkadang, tak semua permintaanku
ia kabulkan
kedua malaikat tanpa sayap itu tanpa pamrih
mencintai aku dengan hati
memaafkan aku dengan dengan tulus dan ikhlas
ku mohon jangan pernah sakiti
malaikat tanpa sayapku
walau terkadang aku
yang tak sengaja menyakitinya
tapi jiwa ini berontak,
batin ini resah
ketika aku sadar
aku tak sengaja
bernada tinggi kepadanya,
membanting pintu dihadapannya,
dan tak mengindahkan ucapannya
maaf..maaf..dan maaf
mafkanlah aku ayah dan ibu
hanya kata maaf yang mampu aku ucap
air mata yang menetes dari kedua bola mata ini
seakan tak terbendung lagi
menggalir dengan derasnya
kau usap kefitrahanku dengan penuh kasih sayang
ku balas kau dengan sebuah pelukan
terasa hangat aliran darahmu yang menyatu dengan tubuh ini
bertanda engkau memaafkan aku
maafmu adalah ampunan Allah kepadaku
keridhoanmu adalah keridhoan Allah untukku
terimakasih malaikat tanpa sayapku
dan jangan pernah berucap maaf padaku
jangan pernah engkau merasa
tak mampu membahagiakan aku
sungguh engkau adalah malaikat,
malaikat tanpa sayap TERBAIK
yang Allah berikan padaku
Ya Allah..
Payungilah kedua malaikat tanpa sayapku
Dimana pun ia berada
Ketika penjagaanku tak sesempurna Engkau,
Sayangilah kedua malaikat tanpa sayapku
Ketika rasa sayangku,
Melebihi rasa sayang-Mu padanya
Aku mencintainya karena Allah
Dan beliau mencintaiku karena Allah
Terimakasih ya Allah
Karena Engkau telah persatukan kami
Dalam kehangatan keluarga
Dan izinkanlah aku memohon
Agar kelak, Engkau pun
Menyatukan kami dalam Surga-Mu
Aammiin..Aammiin..ya Rabbal’alamin
Aku duduk bersimpuh di hadapan
Dua malaikat tanpa sayap
Terasa sesak di hati ini
Teringat suatu massa
Massa dimana saat
Lisan ini berkata “ahh”
Massa dimana saat
Peragai ini menggoreskan luka
Dan massa saat hati ini bergumam kesal
Ya Allah..
Mengapa lidah ini terasa keluh?
Mengapa tangan ini terasa berat?
Ku tundukan kepala ini
Di hadapan dua malaikat tanpa sayap
Ku gapai tangannya dengan penuh kelembutan
Sungguh kedua tangan ini
Yang telah menjadikan aku
Seseorang yang paling bahagia
Kedua tangan ini seakan memancarkan cahaya
Karena ia tak pernah lupa mendo’akan
Semua yang terbaik untukku
Ketika aku menatap ke dua bola matanya
Terpancar cahaya ketulusan
Dan saat aku melihat wajahnya
Terlihat rona keletihan
Yang ia tutupi dengan kebahagiaan
Ya Allah..
Betapa lisan ini hanya bisa terisak
Mengucapakan kata “maaf”
Duhai kedua malaikat tanpa sayapku
Maafkanlah semua ucapan dan peragai
Putra dan putrimu
Yang mungkin membuat hatimu menaggis
Sungguh aku belum bisa
Menjadi putra dan putrimu
Yang dapat membahagiakanmu se-utuhnya
Dua malaikat tanpa sayapku
Betapa tutur katamulah
Yang selalu menyejukan hati ini
malaikat tanpa sayap itu selalu berjuang
berjuang dengan segala keterbatasannya
ia selalu berusaha memberikan yang terbaik
selalu berusaha membuat aku bahagia
tak ingin ia kecewakan aku
yang terkadang, tak semua permintaanku
ia kabulkan
kedua malaikat tanpa sayap itu tanpa pamrih
mencintai aku dengan hati
memaafkan aku dengan dengan tulus dan ikhlas
ku mohon jangan pernah sakiti
malaikat tanpa sayapku
walau terkadang aku
yang tak sengaja menyakitinya
tapi jiwa ini berontak,
batin ini resah
ketika aku sadar
aku tak sengaja
bernada tinggi kepadanya,
membanting pintu dihadapannya,
dan tak mengindahkan ucapannya
maaf..maaf..dan maaf
mafkanlah aku ayah dan ibu
hanya kata maaf yang mampu aku ucap
air mata yang menetes dari kedua bola mata ini
seakan tak terbendung lagi
menggalir dengan derasnya
kau usap kefitrahanku dengan penuh kasih sayang
ku balas kau dengan sebuah pelukan
terasa hangat aliran darahmu yang menyatu dengan tubuh ini
bertanda engkau memaafkan aku
maafmu adalah ampunan Allah kepadaku
keridhoanmu adalah keridhoan Allah untukku
terimakasih malaikat tanpa sayapku
dan jangan pernah berucap maaf padaku
jangan pernah engkau merasa
tak mampu membahagiakan aku
sungguh engkau adalah malaikat,
malaikat tanpa sayap TERBAIK
yang Allah berikan padaku
Ya Allah..
Payungilah kedua malaikat tanpa sayapku
Dimana pun ia berada
Ketika penjagaanku tak sesempurna Engkau,
Sayangilah kedua malaikat tanpa sayapku
Ketika rasa sayangku,
Melebihi rasa sayang-Mu padanya
Aku mencintainya karena Allah
Dan beliau mencintaiku karena Allah
Terimakasih ya Allah
Karena Engkau telah persatukan kami
Dalam kehangatan keluarga
Dan izinkanlah aku memohon
Agar kelak, Engkau pun
Menyatukan kami dalam Surga-Mu
Aammiin..Aammiin..ya Rabbal’alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar