“Ayah Aku Ingin Shalat
Berjama’ah”
Assalamu’alaikum
wrb.
Jama’ah
yuukkkkJ
Sahabat
mari kita shalat berjama’ah karena shalat berjama’ah itu lebih banyak pahalanya
lohh..dibandingkan kita shalat sendiri-sendiri dengan datangnya bulan Ramadhan
ini kita segarkan Iman dengan shalat berjama’ah sebagaimana firman Allah QS.
Al-Baqarah : 43
Senang
rasanya bila kita dapat shalat berjama’ah bersama keluarga sosok Ayah yang
menjadi Imam dengan merdunya melantukan ayat suci Al-Quran dalam setiap bacaan
shalatnya dan sosok Ibu yang sesuai shalat mengajarkan putra dan putrinya
membaca atau belajar Al-Quran. Apakah keluarga sahabat demikian? Bersyukurlah
sahabat karena kalian mempunyai keluarga yang harmonis dan sejalan dalam
melaksanakan perintah Allah swt. Karena sebagian sahabat kita tidak dapat melaksanakan
shalat berjama’ah bersama keluarganya dengan sosok Ayah yang menjadi imamnya
bukan karena sudah meninggal, bukan pula karena kedua orang tuanya berbeda
agama, tapi karena berbeda Aqidah/keyakinan orang tua mereka muslim tapi
Ayahnya tidak melaksanakan shalat karena menjadi pengikut suatu ajaran yang
mengatasnamakan Islam.
Aku
kini berumur 19 tahun seumur hidupku aku belum pernah shalat berjama’ah bersama
Ayah. Pernah aku meminta kepada Ayah pada saat umurku 17 tahun, “ Ayah aku
ingin shalat berjama’ah Ayah yang menjadi Imam yaa..” tapi Ayah hanya tersenyum
dan berlalu meninggalkanku. Tadinya aku berharap diumur 17 tahun aku dapat
shalat berjama’ah bersama Ayah adalah kado terindahku, tapi aku tak pernah
putus asa untuk senantiasa mendoakan Ayahku, aku selalu mempunyai secercah
harapan yang indahnya seperti bintang. Aku yakin akan selalu ada kado terindah
dari Allah untukku dan keluargaku hanya saja waktu yang akan menjawab itu semua.
Jujur aku sering iri kepada sahabat-sahabatku yang bercerita dengan penuh
semangat dan keluh kesahnya pengalaman mereka yang diperintahkan shalat oleh
Ayahnya. Aku hanya bisa tersenyum tanpa berkomentar apapun hanya terselip doa
dalam lubuk hatiku agar Allah swt. segera mengembalikan Ayahku ke jalan yang
benar dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larang-Nya.
Ibu semapat bercerita dahulu Ayahku adalah sosok laki-laki yang taat agamanya,
shalat berjama’ah di mesjidpun tak pernah terlewatkan jika beliau berhalangan
shalat berjama’ah di masjid Ayah senantiasa menjadi imam untuk Ibuku, Ayahku
juga seorang Tahfidz atau penghafal Al-Qur’an, suara Ayah yang merdu membacakan
ayat suci Al-Qu’an lengkap dengan bacaan ilmu tajwidnya itulah salah satu
alasan mengapa Ibu jatuh pada Ayah. Lalu dengan polosnya aku bertanya “mengapa
Ayah kini tidak pernah shalat?” Awalnya
Ayah sekitar tahun 2000 meminta izin kepada Ibu untuk belajar agama Islam untuk
mengikuti pengajian Ibu pun mengizinkan Ayah untuk mengikuti pengajian
tersebut. Tak ada yang berbeda dari pengajian ini dan Ibuku pun tertarik untuk
mengikut pengajian ini. Pedomannya pun sama Al-Quran mereka dianjurkan untuk
melaksanakan shalat, puasa, zakat, pergi Haji jika mampu, dilarang
makan-makanan yang haram bahkan mereka melarang umatnya untuk membeli daging-dagingan
yang dijual di masyarakat karena diragukan kehalalan makanan tersebut, bagi
laki-laki dilarang merokok karena merokok adalah salah satu perbuatan yang
mendzolimi diri sendiri, dan yang pasti mereka di ajarkan untuk hablumminnas wa
hablumminnallah dengan saling menyayangi satu sama lain, tak lupa sodaqah pun
diminta untuk pengajian ini sama seperti larangan Allah seperti dilarang
berzina, mencuri, berdusta, menggugurkan kandungan, minum-minuman keras pun
dilarang dalam ajaran ini.
Tapi
beberapa tahun kemudian ibuku merasa ada
yang janggal dengan pengajian ini, di pengajian ini para pengikutnya
diperintahkan untuk melaksanakan shalat hanya beberapa waktu saja, satu waktu
shalat, lalu dua waktu shalat yang dihilangkan, setelah itu tiga dan empat waktu
yang dihiliangkan sampai akhirnya perintah shalat lima waktu itu dihilangkan.
Tapi Ibuku tetap melaksanakan shalat yang lima waktu hanya saja Ayahku yang
sudah benar-benar menjadi pengikut
penagjian tersebut yang melaksanakannya. Setelah shalat wajib dihilangkan
mereka hanya menlaksnakan shalat sunah Tahajud karena perintah ini terdapat
dalam QS. Al Muzzammil dan shalat sunah Duha yang perintahnya ada di dalam QS.
Adh Duhha. Cara pengajian ini merekrut umatnya adalah dengan berdakwah secara
sembunyi-sembunyi sama seperti dahulu zaman Rasulullah keluarga terdekat,
sahabatlah yang mereka ajak untuk bergabung yang mengatasnamakan Din Allah
(Agama Islam).
Pada
pertengahan tahun 2004 perintah puasa pun dihapuskan dalam pengajian ini entah
apa yang mendasari hal ini yang pasti mereka sudah tidak melaksanakan shalat
dan puasa.Dan bagi setiap orang yang tidak sejalan atau tidak sepaham dengan
mereka, mereka tidak segan-segan untuk menghina dan mencaci saudranya sendiri
dengan sebutan kafirlah, musyriklah, mereka meresa merekalah yang paling benar
termasuk isteri dan anak-anaknya. Sudah banyak umat pengajian ini yang tersebar
diberbagai wilayah Indonesia bahkan kini sampai sudah ke luar negri. Tapi pada
tahun 2006 terbongkarlah pengajian ini salah satu umatnya yang berdakwah di
Sumatra Utara tertangkap polisi karena menghina seseorang yang tak mau di ajak
menjadi pengikut ajaran ini ia menghina dengan sebutan kafir, musyrik dan
lain-lain. Berita yang menghebohkan ini membuat para pengikut ajaran ini merasa
gelisah dan ketakutan mereka dicari dan dincar kemana. Satu persatu pengikut
ajaran ini tertangkap polisi dan bagi mereka yang bertaubat lalu mengucapkan
dua kalimat syahadat pun dibebaskan dan dikembalikan kepada keluarga mereka.
Pemimpin dari ajaran ini pun akhirnya ditangkap polisi karena telah mengajarkan
ajaran sesat mengaku Rasul, membuat Syahadat palsu, menghilangkan shalat lima
waktu dan puasa.
Setelah
pemimpin ajaran ini ditangkap polisi tidak banyak yang tau bahwa pengikut
ajaran ini telah berganti nama beberapa kali bahkan setelah pimpinan mereka
bebas dari penjara pun namanya telah berubah-ubah. Yang dahulunya menentang
pemerintahan NKRI karena NKRI tidak berpedoman pada Al-Quran dan Hukum Allah
kini berbalik mendukung pemerintahan NKRI dengan mendirikan sebuah Partai.
Struktur dan pengorganisasian ajaran ini bisa dibilang cukup rapih karena yang
ikut ke dalam ajaran ini bukanlah orang-orang bodoh tapi mereka adalah
orang-orang pintar dan kaya yang haus akan ajaran Islam hanya saja mereka salah
memilih tempat. Shodaqah perbulan bahkan mingguan merekapun berkisar antara Rp
200.000 – Rp 10.000.00 dan tanpa batas nominal.
Aku
yang terus mengikuti perjalanan ajaran ini dengan yang hanya menjadi penonton
kadang risih dan benci dengan adanya ajaran ini. Karena ajaran ini sangat
merugikan terutama untuk keluargaku. Sering aku melihat Ayah dan Ibuku berdebat
karena hal ini, pernah suatu ketika Ayah menggoda Ibuku yang sedang shalat
sampai-sampai ada besi disamping Ibuku yang jika Ayah menggoda dengan sigap Ibu
tidak segan-segan memukulkan besi itu kepada Ayah. Ibuku hanya wanita biasa
karena perlakuan Ayah yang demikian Ibu meminta kepada Ayah untuk dikembalikan
kepada orangtuanya di kampung karena sudah tahan lagi. Berkali-kali Ibuku mengatakan hal ini kepada
Ayah tapi anehnya Ayahku tak pernah sekalipun mengucapkan kata cerai atau talak
kepada Ibuku. Dengan kesapakatan bersama mereka berdua, mereka sepakat untuk
tidak memaksakan satu sama lain, Ayahku tak memaksa lagi Ibuku untuk mengikuti
keyakinannya dan Ibuku pun tak lagi memaksa Ayahku untuk melaksanakan shalat
lima waktu dan puasa lagi. Ini sesuai dengan QS. Al Kaafiruun : 6
Saat
aku duduk di bangku SMA kelas XII sungguh aku tak menyangka Ayah
memerintahkanku untuk berhenti sekolah dan masuk home schooling dari program
ajaran tersebut. Lagi-lagi keluarga diambang kehancuran Ayah dan Ibuku kembali
bertengkar Ayahku kekeh ingin aku dan adikku tidak sekolah di sekolah formal
dengan alasan biayalah dan tidak perlu mengeluarkan setiap hari uang untuk aku
pergi ke sekolah. Tapi Ibuku yang lagi-lagi memperjuangkan aku untuk sekolah samapi
Lulus SMA karena bagi Ibu pendidikan di ajaran Ayah tidak menjamin untuk sukses
alias madesu (masa depan suram). Semenjak Ayahku melarang aku untuk sekolah aku
tak lagi menghormati beliau yang biasanya setiap pagi aku berangkat ke sekolah
tak lagi ku minta doanya dan tak pernah aku mencium tangannya lagi ketika
hendak berangkat dan sepulangnya dari sekolah. Mungkin ini cara aku berontak
kepada Ayah sesaat aku membenci Ayah padahal dahulu adalah sosok Ayah yang
selalu mendukungku, yang selalu menyemanggatiku
untuk menggapai cita-cita, bahkan dahulu setelah aku lulus Mts. Ayahkulah yang
menemaniku ke sekolah baruku. Hati kecilku selalu bertanya, “Ya Allah kemana
Ayah yang dahulu yang selalu mendukungku, menyemangatiku, apa Ayah sudah tak
sayang lagi padaku..???” Tak ku ceritakan hal ini kepada Ibuku karena aku tau
Ibuku akan jauh lebih sedih mendenggar hal ini. Ibuku yang melihat sikapku yang
sudah keterlaluan itu pun menegur dan menasehatiku untuk tetap menghormati
Ayah, karena Ibu mempunyai keyakinan bahwa sebenarnya Ayahku ragu dalam
menjalani keyakinannya itu. Aku sering disuruh Ayah untuk membolos tapi aku
tidak mau dengan berbagai alasan ini itu aku menolak ajakan Ayah, aku sekali
ikut home schooling di hari Sabtu karena sekolahku libur di hari Sabtu ya
meskipun terpaksa dan dipaksa.Setelah aku sampai disuatu rumah daerah Depok
kaget dan tak menyangka dari anak balita, anak usia dini, sampai dewasa ada,
kami dikumpulkan disuatu ruangan lengkap dengan papan tulis dan proyektor,
waktu itu pelajaran yang disampaikan adalah aqidah dan bahasa Inggris. Inti
dari pelajaran yang aku dapatkan di hari itu adalah dalam penympaian dakwahnya satu
orang itu mempunyai beberapa nama samaran mungkin ini adalah cara mereka untuk
menghilangkan jejak, anak-anak home schooling diajarkan untuk mempercayai
kebenaran pimpinan mereka adalah benar utusan Allah, mereka dijanjikan jika
mereka dewasa kelak dan dakwah mereka ini berhasil, “maka mereka bebas memilih
tinggal dimana saja dengan jabatan sebagai Gubernur atau orang penting di suatu
wilayah”. Hal ini pula lah yang dijanjikan kepada seluruh pengikut ajaran ini
selain dijadikan suatu jabatan mereka juga dijamin akan masuk “Surga” karena
merekalah ajaran yang paling benar dan mereka merasa bangga akan hal itu ini
sesuai dengan firman Allah yaitu :
Alhamdulillah
pada awal tahun 2013 Ayahku mengundurkan diri dari ajaran tersebut karena suatu
kekecewaan yang ia terima posisinya sebagai Bendahara Umum harus tergantikan
karena Ayahku merasa beliaulah yang pantas menjadi Bendahara Umum. Ayahku juga
menganggap dakwah ini sudah tak sejalan dengan hatinya dahulu ia berdakwah
untuk menyapaikan ayat Allah tapi kini di ajaran/organisasi ini berubah menjadi
tempat jual beli bukan berdakwah lagi. Semua yang diurus adalah masalah duniawi
yang ujung-ujungnya adalah Uang.
Banyak
sekali perubahan yang aku lihat pada diri Ayah setelah menggudurkan diri dari
ajaran tersebut. Ayah jauh terlihat lebih lembut dan penyayang kepada kami
terutama Ibuku, selalu ada coklat untuk
Ibuku tercinta, selalu ada malam mingguan untuk Ibuku, selalu ada waktu untuk
menemani Ibuku kemanapun Ibuku pergi bahkan ke pasar pun Ayah ikut menemani,
pernah Ayah marah sekali karena Ibu
pergi tanpa seizin Ayah dengan alasan takut ada kejadian buruk yang menimpa
Ibuku..hehe lebay memang tapi inilah Cinta yang sebenarnya. Kini tak kulihat
lagi air mata kesedihan di wajah Ibuku yang ada hanyalah air mata bahagia.
Allah menjawab semua doa-doa ibuku dengan indah dan datangnya bulan suci
Ramadhan ini Ayahku kembali berpuasa bersama kami, aku tak perlu lagi meresa
iri kepada teman-temanku yang dibangunkan saur oleh Ayahnya, tak perlu lagi aku
iri melihat kebersamaan satu keluarga yang utuh pergi ke masjid dan melaksanakan
shalat berjama’ah, karena Secercah Harapan Bintang itu sudah terwujud rencana
Allah jauh lebih indah dan sempurana. Semoga cerpen ini bermamfaat,
terimaksih dan wassalamu’alaikum wrb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar