Jumat, 12 Juli 2013

Naskah Lomba Menulis Cerpen Nasional P3R (Panitia Pelaksana Pogram Ramadhan) Subdivisi Kompetisi Ramadhan Salman-ITB 1434 H



“Ayah Aku Ingin Shalat Berjama’ah”
Assalamu’alaikum wrb.
Jama’ah yuukkkkJ
Sahabat mari kita shalat berjama’ah karena shalat berjama’ah itu lebih banyak pahalanya lohh..dibandingkan kita shalat sendiri-sendiri dengan datangnya bulan Ramadhan ini kita segarkan Iman dengan shalat berjama’ah sebagaimana firman Allah QS. Al-Baqarah : 43 



 
Senang rasanya bila kita dapat shalat berjama’ah bersama keluarga sosok Ayah yang menjadi Imam dengan merdunya melantukan ayat suci Al-Quran dalam setiap bacaan shalatnya dan sosok Ibu yang sesuai shalat mengajarkan putra dan putrinya membaca atau belajar Al-Quran. Apakah keluarga sahabat demikian? Bersyukurlah sahabat karena kalian mempunyai keluarga yang harmonis dan sejalan dalam melaksanakan perintah Allah swt. Karena sebagian sahabat kita tidak dapat melaksanakan shalat berjama’ah bersama keluarganya dengan sosok Ayah yang menjadi imamnya bukan karena sudah meninggal, bukan pula karena kedua orang tuanya berbeda agama, tapi karena berbeda Aqidah/keyakinan orang tua mereka muslim tapi Ayahnya tidak melaksanakan shalat karena menjadi pengikut suatu ajaran yang mengatasnamakan Islam.
Aku kini berumur 19 tahun seumur hidupku aku belum pernah shalat berjama’ah bersama Ayah. Pernah aku meminta kepada Ayah pada saat umurku 17 tahun, “ Ayah aku ingin shalat berjama’ah Ayah yang menjadi Imam yaa..” tapi Ayah hanya tersenyum dan berlalu meninggalkanku. Tadinya aku berharap diumur 17 tahun aku dapat shalat berjama’ah bersama Ayah adalah kado terindahku, tapi aku tak pernah putus asa untuk senantiasa mendoakan Ayahku, aku selalu mempunyai secercah harapan yang indahnya seperti bintang. Aku yakin akan selalu ada kado terindah dari Allah untukku dan keluargaku hanya saja waktu yang akan menjawab itu semua. Jujur aku sering iri kepada sahabat-sahabatku yang bercerita dengan penuh semangat dan keluh kesahnya pengalaman mereka yang diperintahkan shalat oleh Ayahnya. Aku hanya bisa tersenyum tanpa berkomentar apapun hanya terselip doa dalam lubuk hatiku agar Allah swt. segera mengembalikan Ayahku ke jalan yang benar dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larang-Nya. Ibu semapat bercerita dahulu Ayahku adalah sosok laki-laki yang taat agamanya, shalat berjama’ah di mesjidpun tak pernah terlewatkan jika beliau berhalangan shalat berjama’ah di masjid Ayah senantiasa menjadi imam untuk Ibuku, Ayahku juga seorang Tahfidz atau penghafal Al-Qur’an, suara Ayah yang merdu membacakan ayat suci Al-Qu’an lengkap dengan bacaan ilmu tajwidnya itulah salah satu alasan mengapa Ibu jatuh pada Ayah. Lalu dengan polosnya aku bertanya “mengapa Ayah kini  tidak pernah shalat?” Awalnya Ayah sekitar tahun 2000 meminta izin kepada Ibu untuk belajar agama Islam untuk mengikuti pengajian Ibu pun mengizinkan Ayah untuk mengikuti pengajian tersebut. Tak ada yang berbeda dari pengajian ini dan Ibuku pun tertarik untuk mengikut pengajian ini. Pedomannya pun sama Al-Quran mereka dianjurkan untuk melaksanakan shalat, puasa, zakat, pergi Haji jika mampu, dilarang makan-makanan yang haram bahkan mereka melarang umatnya untuk membeli daging-dagingan yang dijual di masyarakat karena diragukan kehalalan makanan tersebut, bagi laki-laki dilarang merokok karena merokok adalah salah satu perbuatan yang mendzolimi diri sendiri, dan yang pasti mereka di ajarkan untuk hablumminnas wa hablumminnallah dengan saling menyayangi satu sama lain, tak lupa sodaqah pun diminta untuk pengajian ini sama seperti larangan Allah seperti dilarang berzina, mencuri, berdusta, menggugurkan kandungan, minum-minuman keras pun dilarang dalam ajaran ini.
Tapi beberapa tahun kemudian  ibuku merasa ada yang janggal dengan pengajian ini, di pengajian ini para pengikutnya diperintahkan untuk melaksanakan shalat hanya beberapa waktu saja, satu waktu shalat, lalu dua waktu shalat yang dihilangkan, setelah itu tiga dan empat waktu yang dihiliangkan sampai akhirnya perintah shalat lima waktu itu dihilangkan. Tapi Ibuku tetap melaksanakan shalat yang lima waktu hanya saja Ayahku yang sudah benar-benar  menjadi pengikut penagjian tersebut yang melaksanakannya. Setelah shalat wajib dihilangkan mereka hanya menlaksnakan shalat sunah Tahajud karena perintah ini terdapat dalam QS. Al Muzzammil dan shalat sunah Duha yang perintahnya ada di dalam QS. Adh Duhha. Cara pengajian ini merekrut umatnya adalah dengan berdakwah secara sembunyi-sembunyi sama seperti dahulu zaman Rasulullah keluarga terdekat, sahabatlah yang mereka ajak untuk bergabung yang mengatasnamakan Din Allah (Agama Islam).
Pada pertengahan tahun 2004 perintah puasa pun dihapuskan dalam pengajian ini entah apa yang mendasari hal ini yang pasti mereka sudah tidak melaksanakan shalat dan puasa.Dan bagi setiap orang yang tidak sejalan atau tidak sepaham dengan mereka, mereka tidak segan-segan untuk menghina dan mencaci saudranya sendiri dengan sebutan kafirlah, musyriklah, mereka meresa merekalah yang paling benar termasuk isteri dan anak-anaknya. Sudah banyak umat pengajian ini yang tersebar diberbagai wilayah Indonesia bahkan kini sampai sudah ke luar negri. Tapi pada tahun 2006 terbongkarlah pengajian ini salah satu umatnya yang berdakwah di Sumatra Utara tertangkap polisi karena menghina seseorang yang tak mau di ajak menjadi pengikut ajaran ini ia menghina dengan sebutan kafir, musyrik dan lain-lain. Berita yang menghebohkan ini membuat para pengikut ajaran ini merasa gelisah dan ketakutan mereka dicari dan dincar kemana. Satu persatu pengikut ajaran ini tertangkap polisi dan bagi mereka yang bertaubat lalu mengucapkan dua kalimat syahadat pun dibebaskan dan dikembalikan kepada keluarga mereka. Pemimpin dari ajaran ini pun akhirnya ditangkap polisi karena telah mengajarkan ajaran sesat mengaku Rasul, membuat Syahadat palsu, menghilangkan shalat lima waktu dan puasa.
Setelah pemimpin ajaran ini ditangkap polisi tidak banyak yang tau bahwa pengikut ajaran ini telah berganti nama beberapa kali bahkan setelah pimpinan mereka bebas dari penjara pun namanya telah berubah-ubah. Yang dahulunya menentang pemerintahan NKRI karena NKRI tidak berpedoman pada Al-Quran dan Hukum Allah kini berbalik mendukung pemerintahan NKRI dengan mendirikan sebuah Partai. Struktur dan pengorganisasian ajaran ini bisa dibilang cukup rapih karena yang ikut ke dalam ajaran ini bukanlah orang-orang bodoh tapi mereka adalah orang-orang pintar dan kaya yang haus akan ajaran Islam hanya saja mereka salah memilih tempat. Shodaqah perbulan bahkan mingguan merekapun berkisar antara Rp 200.000 – Rp 10.000.00 dan tanpa batas nominal.
Aku yang terus mengikuti perjalanan ajaran ini dengan yang hanya menjadi penonton kadang risih dan benci dengan adanya ajaran ini. Karena ajaran ini sangat merugikan terutama untuk keluargaku. Sering aku melihat Ayah dan Ibuku berdebat karena hal ini, pernah suatu ketika Ayah menggoda Ibuku yang sedang shalat sampai-sampai ada besi disamping Ibuku yang jika Ayah menggoda dengan sigap Ibu tidak segan-segan memukulkan besi itu kepada Ayah. Ibuku hanya wanita biasa karena perlakuan Ayah yang demikian Ibu meminta kepada Ayah untuk dikembalikan kepada orangtuanya di kampung karena sudah tahan lagi.  Berkali-kali Ibuku mengatakan hal ini kepada Ayah tapi anehnya Ayahku tak pernah sekalipun mengucapkan kata cerai atau talak kepada Ibuku. Dengan kesapakatan bersama mereka berdua, mereka sepakat untuk tidak memaksakan satu sama lain, Ayahku tak memaksa lagi Ibuku untuk mengikuti keyakinannya dan Ibuku pun tak lagi memaksa Ayahku untuk melaksanakan shalat lima waktu dan puasa lagi. Ini sesuai dengan QS. Al Kaafiruun : 6


Saat aku duduk di bangku SMA kelas XII sungguh aku tak menyangka Ayah memerintahkanku untuk berhenti sekolah dan masuk home schooling dari program ajaran tersebut. Lagi-lagi keluarga diambang kehancuran Ayah dan Ibuku kembali bertengkar Ayahku kekeh ingin aku dan adikku tidak sekolah di sekolah formal dengan alasan biayalah dan tidak perlu mengeluarkan setiap hari uang untuk aku pergi ke sekolah. Tapi Ibuku yang lagi-lagi memperjuangkan aku untuk sekolah samapi Lulus SMA karena bagi Ibu pendidikan di ajaran Ayah tidak menjamin untuk sukses alias madesu (masa depan suram). Semenjak Ayahku melarang aku untuk sekolah aku tak lagi menghormati beliau yang biasanya setiap pagi aku berangkat ke sekolah tak lagi ku minta doanya dan tak pernah aku mencium tangannya lagi ketika hendak berangkat dan sepulangnya dari sekolah. Mungkin ini cara aku berontak kepada Ayah sesaat aku membenci Ayah padahal dahulu adalah sosok Ayah yang selalu mendukungku, yang selalu  menyemanggatiku untuk menggapai cita-cita, bahkan dahulu setelah aku lulus Mts. Ayahkulah yang menemaniku ke sekolah baruku. Hati kecilku selalu bertanya, “Ya Allah kemana Ayah yang dahulu yang selalu mendukungku, menyemangatiku, apa Ayah sudah tak sayang lagi padaku..???” Tak ku ceritakan hal ini kepada Ibuku karena aku tau Ibuku akan jauh lebih sedih mendenggar hal ini. Ibuku yang melihat sikapku yang sudah keterlaluan itu pun menegur dan menasehatiku untuk tetap menghormati Ayah, karena Ibu mempunyai keyakinan bahwa sebenarnya Ayahku ragu dalam menjalani keyakinannya itu. Aku sering disuruh Ayah untuk membolos tapi aku tidak mau dengan berbagai alasan ini itu aku menolak ajakan Ayah, aku sekali ikut home schooling di hari Sabtu karena sekolahku libur di hari Sabtu ya meskipun terpaksa dan dipaksa.Setelah aku sampai disuatu rumah daerah Depok kaget dan tak menyangka dari anak balita, anak usia dini, sampai dewasa ada, kami dikumpulkan disuatu ruangan lengkap dengan papan tulis dan proyektor, waktu itu pelajaran yang disampaikan adalah aqidah dan bahasa Inggris. Inti dari pelajaran yang aku dapatkan di hari itu adalah dalam penympaian dakwahnya satu orang itu mempunyai beberapa nama samaran mungkin ini adalah cara mereka untuk menghilangkan jejak, anak-anak home schooling diajarkan untuk mempercayai kebenaran pimpinan mereka adalah benar utusan Allah, mereka dijanjikan jika mereka dewasa kelak dan dakwah mereka ini berhasil, “maka mereka bebas memilih tinggal dimana saja dengan jabatan sebagai Gubernur atau orang penting di suatu wilayah”. Hal ini pula lah yang dijanjikan kepada seluruh pengikut ajaran ini selain dijadikan suatu jabatan mereka juga dijamin akan masuk “Surga” karena merekalah ajaran yang paling benar dan mereka merasa bangga akan hal itu ini sesuai dengan firman Allah yaitu :


Alhamdulillah pada awal tahun 2013 Ayahku mengundurkan diri dari ajaran tersebut karena suatu kekecewaan yang ia terima posisinya sebagai Bendahara Umum harus tergantikan karena Ayahku merasa beliaulah yang pantas menjadi Bendahara Umum. Ayahku juga menganggap dakwah ini sudah tak sejalan dengan hatinya dahulu ia berdakwah untuk menyapaikan ayat Allah tapi kini di ajaran/organisasi ini berubah menjadi tempat jual beli bukan berdakwah lagi. Semua yang diurus adalah masalah duniawi yang ujung-ujungnya adalah Uang.
Banyak sekali perubahan yang aku lihat pada diri Ayah setelah menggudurkan diri dari ajaran tersebut. Ayah jauh terlihat lebih lembut dan penyayang kepada kami terutama Ibuku,  selalu ada coklat untuk Ibuku tercinta, selalu ada malam mingguan untuk Ibuku, selalu ada waktu untuk menemani Ibuku kemanapun Ibuku pergi bahkan ke pasar pun Ayah ikut menemani, pernah Ayah  marah sekali karena Ibu pergi tanpa seizin Ayah dengan alasan takut ada kejadian buruk yang menimpa Ibuku..hehe lebay memang tapi inilah Cinta yang sebenarnya. Kini tak kulihat lagi air mata kesedihan di wajah Ibuku yang ada hanyalah air mata bahagia. Allah menjawab semua doa-doa ibuku dengan indah dan datangnya bulan suci Ramadhan ini Ayahku kembali berpuasa bersama kami, aku tak perlu lagi meresa iri kepada teman-temanku yang dibangunkan saur oleh Ayahnya, tak perlu lagi aku iri melihat kebersamaan satu keluarga yang utuh pergi ke masjid dan melaksanakan shalat berjama’ah, karena Secercah Harapan Bintang itu sudah terwujud rencana Allah jauh lebih indah dan sempurana. Semoga cerpen  ini  bermamfaat, terimaksih dan wassalamu’alaikum wrb. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar